Wanita Zaman Kini Semakin Berani! (Bagian-1: Kriminalitas )
Oleh: Iqbal Wahyu Purwito |
“Dunia ini adalah perhiasan.
Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim).Yups, dari hadits tersebut bisa dikatakan dunia akan baik jika wanitanya baik. Mengapa wanita? Karena wanita itu lebih lembut perasaannya dibanding pria. Dengan kelembutan perasaan tersebut, wanita tentunya lebih peka terhadap rasa malu. Dengan rasa malu yang kuat, maka semua ucapan dan perilaku akan senantiasa dijaga.
Dan, mengapa harus shalihah? Karena para wanita shalihah adalah wanita-wanaita yang beriman, yang tak pernah lepas melandaskan segala perilaku maupun ucapannya dari Al Qur’an dan Sunnah.
Dengan demikian, akhlak para wanita shalihah akan selalu terjaga.
Nah, semakin beriman seseorang (termasuk wanita), maka akan semakin besar rasa malunya jika menyimpang dari Al Qur’an dan Sunnah.
Dan, mengapa harus shalihah? Karena para wanita shalihah adalah wanita-wanaita yang beriman, yang tak pernah lepas melandaskan segala perilaku maupun ucapannya dari Al Qur’an dan Sunnah.
Dengan demikian, akhlak para wanita shalihah akan selalu terjaga.
Nah, semakin beriman seseorang (termasuk wanita), maka akan semakin besar rasa malunya jika menyimpang dari Al Qur’an dan Sunnah.
Berkaca kondisi saat ini, sedang marak kejahatan atau dugaan penipuan yang dilakukan kaum wanita. Bahkan, hot news yang mengemuka di berbagai media massa sekarang adalah kasus penipuan bernilai ratusan juta hingga belasan miliar rupiah yang dilakukan dua sosok wanita. Yang pertama adalah Selly Yustiawati ,lewat aksi tipu-tipunya yang mampu meraup ratusan juta rupiah. Kemudian Melinda Dee , wanita cantik yang menjadi salah satu petinggi salah satu bank terkenal. Dengan gaya white collar crime, Melinda disebut –sebut telah menggelapkan uang nasabah di bank tempat dia bekerja hingga mencapai kisaran Rp 17 miliar. Kedua wanita tersebut hingga kini masih menjadi sorotan media massa, seiring proses penanganan kasusnya yang terus bergulir.
Sebenarnya, bukan hanya kedua wanita tadi (Selly dan Melinda) yang sempat menghiasi berita kriminal media massa. Masih banyak aksi kejahatan lain yang dilakukan kaum wanita. Dari berbagai sumber informasi, di antaranya adalah Mila Rahmawati, yang diringkus di Pasar Minggu, Jakarta, 26 Januari 2011 lalu, atas tuduhan penggelapan 40 mobil sewaan.
Sebulan kemudian, 11 Februari 2011, aksi penipuan oleh tiga janda yang mendirikan perusahaan fiktif (PT Cahaya Mulia Sejahtera) yang mereguk keuntungan puluhan juta rupiah melalui ranah makanan-minuman, peralatan kantor dan elektronik.
Pada tahun lalu pun, aksi kejahatan oleh wanita juga terjadi. Seperti pada 17 Mei 2010, seorang oknum PNS di Sekretariat DPRD Manado bernama Novita, diamankan petugas karena kasus penipuan CPNS dengan hasil puluhan juta rupiah. Berikutnya, 8 Juli 2010, di Brebes, dua wanita bernama Yuliana dan Neni Anggraeni diringkus aparat lantaran menipu sejumlah kantor pegadaian di wilayah Jawa Tengah dengan menggadaikan emas palsu. Tanggal 29 Juli 2010, Poltabes Bandung meringkus wanita berinisial EJ atas dugaan penipuan berkedok investasi ring back tone (RBT) sejak 2007. Dengan mengaku punya jalinan dengan PT Telkomsel dan menawarkan keuntungan 30-50 persen bagi calon korban, EJ berhasil menghimpun dana hingga Rp 11 miliar dari 17 korban.
Tentunya, masih banyak lagi aksi kejahatan lain yang dilakukan para wanita, hingga skala kriminal yang bisa disebut kecil. Apa sih yang melatarbelakangi mereka hingga bertindak seperti itu? Secara kebutuhan pokok, mereka jauh dari berkecukupan. Ambil contoh Melinda, yang darinya petuigas menyita sejumlah barang yang diindikasikan sebagai barang bukti berupa sejumlah mobil mewah milik Melinda, seperti Ferrari F 430 Scuderia, Ferrari California, Mercy E 350, dan Hummer. Lalu, apa yang masih kurang? Itu semua tak lain karena mereka memperturutkan nafsu duniawi. Mereka jauh dari berkecukupan untuk sekadar kebutuhan pokok seperti makan. Lantaran mengumbar nafsu dan terbius gelimang kemewahan, pola hidup mereka pun menjadi hedonis. Padahal, jelas Allah telah memperingatkan berulang kali. Seperti dalam Surat At Takatsur ayat 1-6:
“ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu , Sampai kamu masuk ke dalam kubur , Janganlah begitu, Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), Ddan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahiim.”
Bermegah-megahan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan perumpamaan laian yang mampu membuat manusia lalai dari ketaatan.
Rasulullah Muhammad SAW pun pernah bersabda: “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan atas kamu sepeninggalanku nanti adalah terbuka lebarnya kemewahan dan keindahan dunia ini pada kamu.” (HR. Bukhari-Muslim).
Juga dalam hadits lain yang diriwayatkan pula oleh Bukhari-Muslim: “Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, akan tetapi aku khawatir kalau terhampar luas bagimu dunia ini, sebagaimana telah terhampar pada orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba sehingga membinasakan kamu sebagaimana telah membinasakan mereka.” (HR. Bukhari-Muslim)
Nah, faktor hedonis tadi harus kita waspadai, jangan sampai merasuk ke dalam diri kita. Keindahan dan kemewahan dunia akan membuat manusia begitu terlelap alias terbius hingga mencintai kehidupan dunia secara berlebihan. Akibatnya, manusia pun kerap lupa bahwa kehidupan dunia hanya sebentar saja (fana). Dan, keindahan maupun kemewahan yang diraih seseorang yang hanya mengejar dunia tidak menjamin kebahagiaan bagi orang tersebut, apalagi jika ternyata harus berbuah pahit. Belum lagi azab di akhirat kelak. Astaghfirullah, semoga kita terhindar dari hal seperti itu! (*)